Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran (Yohanes 4:23-24)
Memulai dan memelihara hidup yang berpusat pada Kristus melalui ibadah (doa, pujian & penyembahan) merupakan tujuan pertama kita sebagai gereja-Nya dan juga dalam kehidupan kesehari-harian kita. Apabila setiap orang percaya memahami kebenaran ini sepenuhnya dan dapat melakukan doa, pujian & penyembahan yang berkenan dan berpusat pada Kristus, maka Tuhan akan berkenan menerimanya dan tidak ditutup kemungkinan terjadinya perubahan kota dan bangsa seperti yang terjadi di Samaria. Perubahan yang terjadi dengan perempuan Samaria telah menjadi pembuka jalan bagi Yesus untuk mengadakan perubahan atas kota dan bangsa di Samaria (Baca Yohanes 4:23-24, 39). Tuhan menghendaki agar kita sebagai umat-Nya menjadi penyembah-penyembah benar yang menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran. Hal ini paling jelas dinyatakan dalam memelihara hubungan kita dengan Tuhan, yaitu melalui kehidupan doa, pujian dan penyembahan kita sehari-hari. Dengan menjadi penyembah-penyembah benar dengan berdoa, memuji dan menyembah Tuhan dalam roh dan kebenaran, maka kita akan dapat mendatangkan kesukaan di hati Bapa lebih dari hal lain apapun, karena Bapa memang menghendaki penyembah-penyembah demikian. Saatnya sudah tiba sekarang, di mana Bapa sedang mengumpulkan penyembah-penyembah benar yang berkenan kepada-Nya untuk diutus dalam menyelesaikan pekerjaan-Nya yang besar di akhir zaman ini. Gereja yang bertumbuh dan misioner di akhir zaman ini adalah gereja yang berdoa, memuji dan menyembah Tuhan dalam roh dan kebenaran. Penyembahan yang benar melalui doa, pujian dan penyembahan merupakan motor penggerak pertumbuhan gereja dan keberhasilan misi dalam tugas penuaian jiwa-jiwa. Transformasi yang terjadi di kota Samaria merupakan hasil penyembahan yang benar dari seorang perempuan Samaria yang telah mengalami transformasi kehidupan moral dan transformasi dari konsep-konsep agamawi yang lama yang sudah kehilangan kuasanya. Sayangnya, masih cukup banyak orang Kristen pada zaman ini yang belum mengalami perubahan moral yang nyata dan juga perubahan dari konsep-konsep agamawi yang lama. Hal inilah yang dapat menghambat kemajuan gereja. Pada bulan Januari dan Februari yang lalu kita telah mempelajari dan merenungkan bersama-sama tentang bagaimana kita dapat menjadi gereja yang bersiap sedia dan berjaga-jaga dalam menanti kedatangan Tuhan Yesus kembali di akhir zaman ini. Di akhir zaman ini kelihatannya banyak orang yang secara lahiriah beribadah, namun pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya (2 Timo-tius 3:5) dan berpusat pada diri sendiri. Mereka tidak memelihara hubungan yang berpusat pada Kristus. Banyak orang Kristen yang berdoa, memuji dan menyembah tentang Tuhan, tetapi tidak melakukannya kepada Tuhan. Hal ini menantang kita sebagai gereja-Nya untuk semakin menyadari betapa pentingnya kita menjadi penyembah-penyembah benar, yaitu penyembahan yang berpusat pada Kristus. Tuhan Yesus sedang mencari orang-orang yang hendak mendirikan tembok atau yang mempertahankan negeri (Yehezkiel 22:30), yaitu para pendoa syafaat, para pemuji dan penyembah benar yang sanggup merubuhkan pintu-pintu dan belenggu-belenggu penjara melalui kuasa doa, pujian & penyembahan (bd. Kisah Para Rasul 16:25-26). Doa, Pujian dan Penyembahan bukanlah untuk kepentingan pribadi, tetapi untuk kepentingan Tuhan yang melalui kuasa-Nya dapat dinyatakan demi untuk kemuliaan nama-Nya. Amin!
Oleh Pastor Silwanus Obadja M.Th.